Senin, 15 Mei 2017

SI-PI, Ririh Sayekti, Hapzi Ali, Membandingkan Kerangka Pengendalian Internal (COSO & COBIT), Universitas Mercu Buana, 2017



COSO ERM – Integrated Framework, yang mendefinisikan manajemen risiko sebagai:  
“Proses yang dipengaruhi oleh Board of Directors, manajemen, dan personil lain dalam entitas, diaplikasikan pada pembentukan strategi dan pada seluruh bagian perusahaan, dirancang untuk mengidentifikasi kejadian potensial yang dapat mempengaruhi entitas, dan mengelola risiko selaras dengan risk appetite entitas, untuk menyediakan jaminan yang wajar terhadap pencapaian sasaran dari entitas.” 

Dalam kerangka manajemen risikonya, COSO ERM menuntut perusahaan untuk dapat menentukan terlebih dahulu sasaran perusahaannya, yang terdiri dari empat kategori yaitu:
1.    Strategis     : sasaran yang mendukung dan selaras dengan misi perusahaan.
2.    Operasi       : efektivitas dan efisiensi dari penggunaan sumber daya perusahaan.
3.    Pelaporan    : keterpercayaan dari pelaporan.
4.    Pemenuhan : pemenuhan terhadap hukum dan regulasi yang berlaku.



Dalam COSO ERM, manajemen risiko terdiri dari delapan komponen yang saling terkait, yaitu :
1.    Internal environment
Mengidentifikasi kondisi internal perusahaan, meliputi kekuatan dan kelemahannya, serta pandangan entitas terhadap risiko dan manajemen risiko.
2.    Objective setting
Sasaran kegiatan manajemen risiko harus sejalan dengan sasaran dari perusahaan, serta konsisten dengan risk appetite perusahaan.
3.    Event identification
Kejadian internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi pencapaian sasaran perusahaan harus diidentifikasi, meliputi risiko dengan kesempatan yang dapat muncul.
4.    Risk assessment
Risiko dianalisis berdasarkan kemungkinan dan dampaknya. Hasil analisis risiko akan dijadikan dasar untuk menentukan perlakuan risiko.
5.    Risk respons
Terdapat empat alternatif pada perlakuan risiko, yaitu menghindari (avoidance), menerima (acceptance), mengurangi (reduction), dan membagi risiko (sharing). Pemilihan perlakuan risiko dilakukan dengan membandingkan hasil analisis risiko dengan risk appetite dan risk tolerance.
6.    Control activities
Membangun dan mengimplementasikan kebijakan dan prosedur untuk memastikan perlakuan risiko diterapkan dengan efektif.
7.    Information and communication
Informasi yang relevan diidentifikasi, diperoleh, dan dikomunikasikan dalam bentuk dan waktu yang tepat agar personil dapat melakukan tanggung jawabnya dengan baik.
8.    Monitoring
Seluruh kegiatan ERM harus dipantau, dievaluasi dan dikembangkan.

Berikut adalah ilustrasi keterkaitan sasaran, komponen ERM, dan unit kerja perusahaan :



COSO ERM – Integrated Framework juga mendeskripsikan peran dan tanggung jawab dari unit-unit kerja perusahaan dalam penerapan manajemen risiko. Satu prinsip dasar yang ditanamkan COSO ERM adalah bahwa “semua bagian di dalam perusahaan memiliki tanggung jawab terhadap ERM”, yang artinya implementasi manajemen risiko harus mencakup entity-level, division, business unit, hingga subsidiary, dan mencakup seluruh seluruh sumber daya manusia di dalamnya.

Berikut implementasi pembagian peran dan tanggung jawab dalam penerapan COSO ERM :  
·       Board of Directors (BoD) memiliki tanggung jawab penting dalam melakukan pemantauan terhadap penerapan manajemen risiko, dengan turut memperhitungkan risk appetite dari entitas;
·       Chief Executive Officer (CEO) memiliki tanggung jawab untuk memastikan berjalannya ERM yang efektif pada keseluruhan perusahaan;
·       Manajer memiliki tanggung jawab dalam mendukung penerapan prinsip ERM perusahaan, memastikan pemenuhan ERM dengan risk appetite, dan mengelola risiko di ranah kewenangannya agar konsisten dengan risk tolerance yang dimilikinya;
·       Risk officer, financial officer, dan internal audit memiliki peran kunci dalam mendukung efektivitas penerapan manajemen risiko perusahaan;
·       Petugas operasional (atau biasa disebut risk coordinator) bertanggung jawab dalam menerapkan manajemen risiko perusahaan sejalan dengan prosedur dan kebijakan manajemen risiko perusahaan;
·       Pihak eksternal (seperti pelanggan, kompetitor, otoritas, dan pihak yang berperan dalam value chain perusahaan) tidak memiliki tanggung jawab dalam memastikan efektivitas ERM dari entitas, tetapi pihak-pihak tersebut berperan penting dalam menyediakan informasi yang dapat mendukung efektivitas manajemen risiko.

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) adalah sekumpulan dokumentasi best practices untuk IT Governance yang dapat membantu auditor, pengguna (user), dan manajemen, untuk menjembatani gap antara risiko bisnis, kebutuhan control dan masalah-masalah teknis IT. COBIT merupakan standar yang dinilai paling lengkap dan menyeluruh sebagai FrameWork IT audit karena dikembangkan secara berkelanjutan oleh lembaga swadaya profesional auditor yang tersebar di hampir seluruh negara.
COBIT memiliki 4 cakupan domain, yaitu :
1.    Perencanaan dan organisasi (plan and organise)
Domain ini mencakup strategi dan taktik yang menyangkut identifikasi tentang bagaimana TI dapat memberikan kontribusi terbaik dalam pencapaian tujuan bisnis organisasi sehingga terbentuk sebuah organisasi yang baik dengan infrastruktur teknologi yang baik pula.
Langkah-langkah:
•    Menetapkan rencana stratejik TI
•    Menetapkan hubungan dan organisasi TI
•    Mengkomunikasikan arah dan tujuan manajemen
•    Mengelola sumberdaya manusia
•    Memastikan pemenuhan keperluan pihak eksternal
•    Menaksir risiko
2.    Pengadaan dan implementasi (acquire and implement)
Untuk mewujudkan strategi TI, solusi TI perlu diidentifikasi, dibangun atau diperoleh dan kemudian diimplementasikan dan diintegrasikan dalam proses bisnis.
Langkah-langkah :
•    Mengidentifikasi solusi terotomatisasi
•    Mendapatkan dan memelihara infrastruktur teknologi
•    Mengembangkan dan memelihara prosedur
•    Memasang dan mengakui sistem
•    Mengelola perubahan
3.    Pengantaran dan dukungan (deliver and support)
Domain ini berhubungan dengan penyampaian layanan yang diinginkan, yang terdiri dari operasi pada security dan aspek kesinambungan bisnis sampai dengan pengadaan training.
Langkah-langkah :
•    Menetapkan dan mengelola tingkat pelayanan
•    Mengelola pelayanan kepada pihak lain
•    Memastikan pelayanan yang kontinyu
•    Memastikan keamanan sistem
•    Mengelola konfigurasi/susunan
•    Mengelola data
•    Mengelola fasilitas 

4.    Pengawasan dan evaluasi (monitor and evaluate)
Semua proses TI perlu dinilai secara teratur dan berkala bagaimana kualitas dan kesesuaiannya dengan kebutuhan kontrol.
Langkah-langkah:
•    Memonitor proses – menaksir kecukupan pengendalian internal
•    Mendapatkan kepastian yang independen

Kerangka kerja COBIT bagi pengendalian internal perusahaan :

1.    Control Objectives
Terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat-tinggi (high-level control objectives) yang terbagi dalam 4 domain, yaitu : Planning & Organization, Acquisition & Implementation, Delivery & Support, dan Monitoring & Evaluation.
2.    Audit  Guidelines
Berisi sebanyak 318 tujuan-tujuan pengendalian yang bersifat rinci (detailed control objectives) untuk membantu para auditor dalam memberikan management assurance dan / atau saran perbaikan.
3.    Management Guidelines
Berisi arahan, baik secara umum maupun spesifik, mengenai apa saja yang mesti dilakukan, terutama agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :
  • Sejauh mana TI harus bergerak atau digunakan, dan apakah biaya TI yang dikeluarkan sesuai dengan manfaat yang dihasilkannya.
  • Apa saja indikator untuk suatu kinerja yang bagus.
  • Apa saja faktor atau kondisi yang harus diciptakan agar dapat mencapai sukses (critical success factors).
  • Apa saja risiko-risiko yang timbul, apabila kita tidak mencapai sasaran yang ditentukan.
  • Bagaimana dengan perusahaan lainnya, apa yang mereka lakukan.
  • Bagaimana mengukur keberhasilan dan bagaimana pula membandingkannya.

Maksud utama COBIT ialah menyediakan kebijakan yang jelas dan good practice untuk IT governance, membantu manajemen senior dalam memahami dan mengelola risiko-risiko yang berhubungan dengan IT. COBIT menyediakan kerangka IT governance dan petunjuk control objective yang detail untuk manajemen, pemilik proses bisnis, user dan auditor.


DAFTAR PUSTAKA

3.   Hapzi Ali, 2017, Modul Perkuliahan Sistem Informasi dan Pengendalian Internal, Membandingkan Kerangka Pengendalian Internal : 1. Coso Internal Control Integrated Framework, 2. COSO Enterprise Risk Management, 3. COBIT, Universitas Mercu Buana.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar